Singkong sering disebut-sebut sebagai bahan
makanan ndesa atau berasal dari kampung. Meski saat ini beraneka ragam usaha
makanan yang berbahan dasar singkong mulai menjamur, namun rata-rata usaha
tersebut masih bermotivasi untuk “mengangkat derajat” singkong supaya lebih
bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan.
Di mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap
sebagai bahan makanan lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok
alternatif. Istilah bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman
singkong ternyata bukan berasal dari Indonesia.
Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali
dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa
prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk
asli Amerika Selatan bagian utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum
Columbus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan
daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial
Portugis dan Spanyol.
Di Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang
Portugis pada abad ke-16. Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di
wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.
Kini, saat sejarah tersebut terabaikan, singkong menjadi
bahan makanan yang merakyat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
sumber: wartabantul.com
No comments:
Post a Comment